SINGKAWANG – Debat Pilgub Kalimantan Barat kembali memanas dengan sorotan Calon Gubernur nomor urut 3, Muda Mahendrawan, yang mengkritik pengelolaan anggaran oleh calon petahana, Sutarmidji, terkait dengan sisa lebih penggunaan anggaran (SiLPA) yang tak terserap selama Sutarmidji menjabat sebagai Gubernur Kalbar pada periode sebelumnya.
Muda Mahendrawan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap sisa anggaran yang terus bertambah dari tahun ke tahun.
“Terkait dengan masa periode bapak kemarin, tidak bisa tuntas melakukannya, dan sisa lebih anggaran mencapai Rp 1,9 triliun selama lima tahun. Kalau itu digunakan, selesai sudah pembangunan jalan dan jembatan di Kalimantan Barat,” tegas Muda.
Sutarmidji langsung menanggapi kritikan Muda dengan memberikan penjelasan mengenai pengelolaan anggaran. Ia menyatakan bahwa SiLPA tidak berarti dana tersebut dibiarkan begitu saja.
“Setiap tahun sisa anggaran jadi SiLPA dan akan digunakan tahun berikutnya. Jadi, ini bukan berarti dana tersebut tak terserap, tetapi memang ada mekanisme anggaran yang berlanjut setiap tahun,” jelas Sutarmidji.
Namun, Muda tetap teguh pada pendapatnya bahwa SiLPA mencerminkan kinerja yang perlu ditingkatkan dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
“Apapun namanya, sisa lebih anggaran itu berarti pemerintah gagal dalam mempercepat dan memenuhi hak dasar rakyat. Jika ada SiLPA, berarti ada kebutuhan yang tertunda, dan itu tanggung jawab kepala daerah,” ungkap Muda.
Ia juga merinci SiLPA yang muncul di tiap tahun, menunjukkan angka besar yang menurutnya berpotensi mempercepat pembangunan jika dimanfaatkan dengan baik.
Muda menekankan bahwa SiLPA mencerminkan kurangnya pencapaian pemerintah dalam mengelola anggaran secara cepat dan tepat sasaran.
“Kalau ada sisa, berarti ada pekerjaan yang tertunda. Tahun demi tahun, angka sisa anggaran ini seharusnya bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Menanggapi lebih lanjut, Sutarmidji menyampaikan bahwa provinsi Kalimantan Barat di bawah kepemimpinannya justru mendapat peringkat ke-4 nasional dalam penggunaan anggaran, menunjukkan pencapaian yang menurutnya cukup baik.
“Setiap tahun ada SiLPA atau bahkan surplus. Kita lihat dulu apakah SiLPA itu muncul karena belanja tak terlaksana atau karena pendapatan berlebih. SiLPA kita kebanyakan dari over-target pendapatan, yang nantinya akan digunakan untuk pembiayaan tahun berikutnya,” jelas Sutarmidji.(Ki)