PONTIANAK – Gubernur Ria Norsan mengajak seluruh masyarakat untuk harus menguatkan identitas daerah dengan menjadikan kebudayaan Melayu sebagai daya tarik wisata sekaligus simbol persatuan masyarakat multi-etnis di Kalimantan Barat.
“Tidak hanya menjaga dalam menjaga nilai-nilai tradisional, kita juga harus fokus dalam bidang pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui pendidikan berbasis kearifan lokal serta peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat adat,” tutupnya Jum’at, (18/4/2025) pagi.
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan berserta istri, Erlina Ria Norsan dan beberapa tokoh masyarakat hadiri acara Milad ke-28 Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat sekaligus Halal Bi Halal di Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat.
“Kita harus mensyukuri segala rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Majelis Adat Budaya Melayu Provinsi Kalimantan Barat dapat bertahan sampai di tahun ke-28. Ini adalah pencapaian yang layak kita syukuri dan kita banggakan,” ungkapnya.
Norsan mengapresiasi semua pengurus dan anggota MABM yang telah bekerja keras dalam menjalankan visi dan misi organisasi tersebut.
Karena, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, seperti festival budaya, pameran seni, dan diskusi kebudayaan, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkenalkan dan mempromosikan budaya Melayu kepada masyarakat luas.
Norsan juga mengatakan jika ia nantinya akan menuntaskan pembangunan gedung yang berada di belakang Rumah Adat Melayu Kalbar jika tidak terjadi perubahan APBD yang dikarenakan efisiensi anggaran.
“Kita akan tuntaskan pembangunan gedung itu. Supaya bisa difungsikan sebagai penginapan atau mungkin bisa menjadi income untuk MABM Kalbar,” tutur Norsan.
Norsan menuturkan jika pembangunan ini kemungkinan masih belum terealisasikan di 2025/2026. Ia juga mengharapkan koordinasi dari para anggota MABM tentang gedung yang ada di kawasan Rumah Adat Melayu ini apakah bisa difungsikan sebagai penginapan untuk masyarakat dari luar kota dan kabupaten atau seperti dahulu menjadi pusat jajanan kuliner. (Mala)