PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan yang diikuti jajarannya serta perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) gelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang berlangsung di Halaman Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Kota Pontianak. Jum’at, (2/5/2025) pagi.
Norsan yang berkesempatan menjadi inspektur upacara dalam kegiatan hari ini mengungkapkan jika ia merupakan salah satu bagian siswa atau alumni dari SMK Negeri 4 jurusan Bangunan Sipil.
“1984 adalah hari yang bersejarah untuk saya. Karena pertama kalinya saya meninjakkan kaki di SMK 4 ini, dan alhamdulillah selesai di tahun 1987,” tuturnya.
Norsan menuturkan jika ia selama menjalani kewajibannya sebagai kepala pemerintahan daerah sering sekali datang untuk sekedar memberikan kata-kata motivasi dan masukan yang membangun untuk anak-anak yang bersekolah di SMK Negeri 4 ini.
“Anak-anakku sekalian, hidup ini harus punya mimpi. Jangan khawatir kalau mimpi kita tidak bisa terwujud,” kata norsan saat memberikan amanat.
Di Hardiknas ini, Ia juga memberikan petuah tentang salah satu kunci dasar untuk menjadi sukses di masa depan agar anak-anak dapat semangat dalam menggapai mimpi dan cita-cita mereka nanti.
“Bapak doakan anak-anakku sekalian nantinya ada yang menjadi Bupati, ada yang menjadi Gubernur dan Orang yang dapat berkontribusi kepada bangsa dan negara ini,” ujar Norsan.
Norsan juga menyampaikan pesan dari presiden jika nantinya akan banyak fasilitas yang di berikan dengan harapan jika nantinya masyarakat sudah tidak ada lagi yang putus sekolah atau tidak bisa merasakan bangku pendidikan. Ia berharap pendidikan dapat di permudah baik dari jenjang dasar hingga ke menengah atas bahkan sampai ke perguruan tinggi.
“Untuk siswa yang ngga mampu nantinya akan dapat bantuan dari pemerintah pusat sesuai dengan peraturan yang sebanyak 1.8 juta ada selama setahun dari Dana Bos,” ungkapnya.
Terakhir, Norsan juga mengungkapkan jika pemerintah baru saja membangun sekolah tingkat SMA dan SMK beserta dengan asramanya agar anak-anak yang berdomisili disana tidak terhalang dalam proses mendapatkan pendidikan. Terutama di daerah perbatasan, salah satunya seperti sekolah di Kayong Utara di Pulau Karimata.
“Ada anak yang tadi nya sekolah harus menempuh perjalanan selama 2 jam. Kalau gelombang besar ngga bisa sekolah,” tutup Norsan.(Mala)