PONTIANAK – Penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk triwulan keempat tahun 2025 belum sepenuhnya terealisasi. Menteri Sosial Republik Indonesia Saifullah Yusuf menjelaskan, proses pencairan masih menunggu hasil verifikasi dan pemutakhiran data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Penyaluran bansos selalu didasarkan pada data yang valid. Saat ini kami masih berkoordinasi dengan BPS untuk memastikan data penerima benar-benar akurat sebelum bantuan disalurkan,” ujar Saifullah Yusuf saat meninjau Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di Kelurahan Sungai Jawi Luar, Senin (21/10/2025).
Menurutnya, data terbaru kini dikelompokkan berdasarkan desil ekonomi, mulai dari desil 1 hingga desil 4, sebagai dasar penentuan penerima bantuan. Berdasarkan klasifikasi tersebut, penyaluran dilakukan melalui dua jalur, yakni bank-bank Himbara (himpunan bank milik negara) dan PT Pos Indonesia.
“Untuk jalur perbankan, bantuan langsung ditransfer ke rekening Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sementara jalur PT Pos masih menunggu hasil finalisasi data dari BPS,” jelasnya.
Untuk periode Oktober hingga Desember 2025, pemerintah menyalurkan dua jenis bantuan: penebalan bagi penerima bansos reguler, serta bantuan bagi penerima baru yang sebelumnya belum pernah menerima bansos.
Saifullah mengungkapkan, alokasi bantuan pada triwulan ini meningkat signifikan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
“Kalau sebelumnya setiap triwulan jumlah penerima bansos reguler sekitar 20 juta keluarga, kini bertambah menjadi lebih dari 35 juta KPM atau setara 140 juta jiwa,” paparnya.
Nilai bantuan juga meningkat. Setiap penerima memperoleh Rp300 ribu per bulan atau total Rp900 ribu selama tiga bulan. Sementara penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sebelumnya mendapat Rp200 ribu per bulan kini menerima total Rp1,5 juta untuk periode ini.
“Untuk KPM baru, mereka akan menerima Rp900 ribu selama triwulan keempat. Penyaluran melalui perbankan sudah berjalan, khusus bagi penerima yang rekeningnya aktif,” tambahnya.
Hingga kini, lebih dari 10 juta KPM telah menerima bansos secara bertahap melalui rekening bank. “Kemarin masih sekitar 8 juta, sekarang sudah menembus 10 juta penerima,” ungkapnya.
Sementara penyaluran melalui PT Pos Indonesia masih menunggu hasil verifikasi akhir dari BPS. Mensos menjelaskan, terdapat tiga mekanisme penyaluran melalui PT Pos, yakni mendatangi rumah penerima, mengundang ke kantor pos, atau mengumpulkan di lokasi tertentu seperti kantor kelurahan atau kecamatan.
“Penyaluran lewat PT Pos dilakukan karena tidak semua wilayah terjangkau layanan perbankan. Namun, perlu diketahui, jalur perbankan tidak dikenakan biaya, sedangkan melalui PT Pos ada biaya administrasi,” katanya.
Saifullah juga mengimbau pemerintah daerah, lurah, hingga pendamping sosial untuk turut mengawal agar penyaluran bansos tepat sasaran.
“Saya minta semua pihak ikut memastikan bantuan benar-benar diterima oleh keluarga yang berhak,” tegasnya.
Ia menambahkan, masyarakat diminta bersabar karena proses validasi data masih berlangsung.
“Datanya masih dalam proses verifikasi. Mohon kesabaran masyarakat, insya Allah bantuan segera disalurkan begitu datanya rampung,” tutupnya. (Ara)
Tinggalkan Balasan