KAPUAS HULU – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) PLBN Badau menjadi pusat perayaan budaya masyarakat perbatasan melalui penyelenggaraan Pameran Karya Foto, Ekshibisi, dan Dialog Budaya bertajuk “Tato Iban Bejalai”. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 11–12 Oktober 2025, di Aula Pasar Wisata PLBN Badau.

Pameran yang digagas oleh fotografer Alberto D. Prawira ini diinisiasi sebagai ruang ekspresi dan edukasi publik untuk mengenal makna mendalam dari tato tradisional suku Iban. Tato tersebut selama ini menjadi simbol keberanian, perjalanan hidup, serta identitas masyarakat di kawasan perbatasan Indonesia–Malaysia.

Ketua Panitia Deo menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya kolektif untuk melestarikan dan memperkenalkan kembali tradisi pantang uker atau tato Iban kepada generasi muda.

“Tato Iban bukan sekadar ornamen tubuh. Ia merepresentasikan keberanian, keterampilan, dan pengalaman hidup. Motif seperti bunga terung, buah andu, hingga nabau memiliki makna tersendiri yang menggambarkan perjalanan hidup pemiliknya,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa karya foto motif tato yang dipamerkan akan diserahkan kembali kepada keluarga pemilik tato sebagai bentuk tanggung jawab moral dan warisan budaya bagi generasi berikutnya.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII Kalimantan Barat dan diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam menumbuhkan kesadaran serta kebanggaan masyarakat terhadap warisan leluhur. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala BPK Wilayah XII Juliadi, S.S., M.Sc.

Pameran ini turut menghadirkan seniman tato seperti Verdinandus Muling dan Agustinus Apat dari Sungai Utik, Panggau Tatto Studio dari Putussibau, serta Rata Tatuk dari Sekadau. Selain itu, sejumlah narasumber budaya seperti Klaudius Kudi, Andreas Verro, Dinata William, dan akademisi Louis Ringah Kanyan dari Universiti Malaysia Sarawak turut berbagi pengetahuan dalam sesi dialog budaya.

Dalam dialog tersebut, peserta diajak memahami filosofi tato Iban serta tantangan pelestariannya di tengah arus modernisasi dan globalisasi. PLBN Badau pun menunjukkan perannya bukan sekadar sebagai gerbang lintas negara, tetapi juga ruang pertemuan sosial dan budaya yang memperkuat persaudaraan lintas batas.

Suasana hangat dan penuh kebanggaan budaya mewarnai jalannya kegiatan yang dihadiri oleh unsur BPK Wilayah XII Kalbar, tim monitoring, perwakilan Bidang Kebudayaan, Kepala PLBN Badau, Camat Badau, Kapolsek Badau, seniman, budayawan, akademisi, tokoh masyarakat, serta tamu dari negara tetangga Sarawak.

Kepala PLBN Badau Wendelinus Fanu menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan budaya ini. Menurutnya, pameran “Tato Iban Bejalai” menjadi bentuk nyata pelestarian identitas budaya masyarakat perbatasan.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini. Tato Iban merupakan bagian penting dari jati diri masyarakat dan warisan budaya yang perlu terus dijaga,” katanya.