PONTIANAK – Kegiatan tradisi Robo-Robo kembali digelar secara meriah di Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Rabu (20/8/2025). Acara yang masuk dalam kalender pariwisata tahunan ini menjadi momentum penting bagi warga dalam memelihara nilai-nilai budaya, kebersamaan, dan kearifan lokal.
Ketua Panitia Robo-Robo, Hazmi Abdul Rajak (51), mengatakan acara dipusatkan di dua lokasi, yakni Gedung Serbaguna dan kawasan PIP (Pusat Informasi Pariwisata). Hasmi juga menyebutkan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi tahun ini.
“Perkiraan kami awalnya sekitar 3.000 peserta, namun yang hadir bisa mencapai lebih dari 5.000 orang. Tadi kami cek, panjang area acara mencapai sekitar 1,3 km,” ungkapnya. saat diwawancarai, Rabu (20/8/2025).
Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun yang terus dijaga keberlangsungannya oleh masyarakat.
“Robo-robo ini adalah sebuah kearifan lokal yang memang sudah turun-temurun kita laksanakan. Namun sekarang ini baru kita angkat lebih luas. Untuk Kota Pontianak sendiri memang berbeda konsepnya. Konsep yang kita angkat adalah Semangat Berbagi, Silaturahmi, dan Menajat,” ujar Hazmi
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menyampaikan bahwa Robo-Robo merupakan wujud rasa syukur masyarakat Pontianak atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, serta menjadi sarana untuk memanjatkan doa bersama agar terhindar dari musibah dan cobaan.
“Rasa syukur ini kita wujudkan dalam bentuk silaturahmi, doa bersama, dan makan bersama,” ujarnya saat diwawancarai tim media, Rabu (20/8/2025).
Menurut Edi, Robo-Robo memiliki tiga unsur utama, yaitu spiritual, ritual, dan hiburan. Oleh karena itu, Pemkot Pontianak berupaya mengemas kegiatan ini dengan nuansa budaya yang kental namun tetap inklusif, penuh hiburan, serta berdampak pada sektor ekonomi masyarakat.
“Ini bukan sekadar seremoni, tapi juga mengangkat potensi ekonomi kreatif, khususnya di Kecamatan Pontianak Timur. Kita ingin kegiatan ini jadi media promosi kuliner dan budaya lokal,” katanya.
Salah satu kegiatan khas dalam tradisi Robo-Robo adalah lomba membuat ketupat colet, makanan tradisional yang menjadi ikon dalam acara tersebut. Selain itu, festival kuliner turut digelar untuk menampilkan sajian khas Pontianak, sekaligus memberdayakan pelaku UMKM lokal.
Edi menegaskan bahwa ke depannya, kegiatan Robo-Robo akan terus dikembangkan agar bisa menjangkau lebih banyak pengunjung, baik dari wilayah Pontianak maupun luar daerah.
“Harapan kita, Robo-Robo ke depan bisa dikemas lebih besar. Tidak hanya berlangsung hari Rabu, tapi juga dilanjutkan di hari Sabtu dan Minggu. Ini bisa jadi motor penggerak ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemkot akan terus mengevaluasi dan menyempurnakan konsep pelaksanaan Robo-Robo agar menjadi agenda budaya tahunan yang konsisten, edukatif, serta mampu mengenalkan adat dan budaya Pontianak kepada generasi muda.
“Kita harapkan agenda ini rutin digelar setiap tahunnya sehingga adat budaya Kota Pontianak tetap dikenal dan dilestarikan oleh generasi muda,” tutup Edi.
Lebih lanjut, panitia berharap ke depannya kegiatan Robo-Robo dapat terus dikembangkan menjadi event budaya berskala lebih besar.
“Insya Allah ke depan akan kita meriahkan lagi. Kita sudah berkomunikasi dengan pemerintah Kota Pontianak dan berharap tradisi ini bisa dikemas lebih menarik, bahkan menjadi daya tarik wisata lokal maupun mancanegara,” tambah Hasmi.
Tradisi Robo-Robo sendiri merupakan peringatan atas kisah pelayaran Opu Daeng Manambon dari Kerajaan Matan Tanjungpura ke Mempawah. Kini, maknanya berkembang menjadi ajang doa bersama, refleksi diri, dan mempererat persaudaraan di tengah masyarakat. (TR)