PONTIANAK – Dalam rangkaian acara Giat Temu Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Kalimantan Barat, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Krisantus Kurniawan menyampaikan pidato penting yang menyoroti potensi besar daerah serta tantangan yang masih dihadapi dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan sektor ekonomi lainnya.
Krisantus menyebut kegiatan ini sebagai bentuk rahmat dan karunia Tuhan yang harus disyukuri bersama. Ia juga menyoroti kekayaan alam Kalimantan Barat yang sangat melimpah, mulai dari logam seperti emas, batu bara, bauksit, hingga uranium, yang sebagian besar belum tergarap maksimal. Selain itu, Kalbar juga memiliki lebih dari 400 perusahaan perkebunan dan 600 perusahaan tambang.
“Kalbar ini sangat kaya, tapi potensi tersebut belum sepenuhnya kita kelola. Sayangnya, kita masih kurang dalam hal kreativitas, inovasi, dan kolaborasi,” ungkap Krisantus.
Ia juga membandingkan perkembangan sektor pariwisata Kalbar dengan daerah lain seperti Bali, yang menurutnya mampu mengelola potensi sederhana menjadi peluang ekonomi besar melalui kreativitas. Ia mencontohkan bagaimana kapal dan kayu bekas diubah menjadi restoran unik yang ramai dikunjungi wisatawan.
Selain itu, Krisantus menekankan pentingnya literasi digital di kalangan masyarakat, terutama di pedesaan. Ia menyampaikan kekhawatirannya terhadap rendahnya pemahaman masyarakat terhadap teknologi, yang menyebabkan mereka rentan terhadap hoaks, penipuan online, dan pinjaman ilegal.
“Teknologi ada di genggaman kita. Kalau dimanfaatkan secara bijak dan produktif, UMKM bisa tumbuh bahkan tanpa harus punya toko fisik,” tegasnya.
Krisantus juga menyoroti belum optimalnya pemanfaatan potensi ekspor daerah akibat tidak adanya pelabuhan ekspor langsung di Kalbar. Saat ini, hasil tambang dan perkebunan Kalbar masih diekspor melalui pelabuhan di daerah lain seperti Dumai, Tanjung Priok, dan Jawa Timur, sehingga Dana Bagi Hasil (DBH) tidak masuk sebagai pendapatan asli daerah Kalbar.
“Kami sudah perjuangkan agar Pelabuhan Kijing segera dioperasikan. Ketika itu terjadi, Kalbar akan bisa memaksimalkan potensi DBH dan membuka kawasan ekonomi eksklusif,” ujarnya.
Terkait pertambangan emas tanpa izin (PETI), Wakil Gubernur menekankan pentingnya regulasi dan legalisasi tambang rakyat. Ia menyebut ratusan ribu kepala keluarga menggantungkan hidup dari aktivitas pertambangan ilegal yang saat ini tidak memberikan kontribusi pada pendapatan daerah maupun kesejahteraan masyarakat.
“Presiden sudah memberi sinyal lewat pidato kenegaraan soal legalisasi tambang rakyat melalui koperasi. Kami di daerah menunggu regulasi yang jelas agar masyarakat bisa menambang secara legal dan produktif,” tambahnya.
Ia juga memberikan perhatian khusus terhadap program koperasi Merah Putih yang didukung dana desa. Menurutnya, ini perlu dikawal dengan hati-hati agar tidak menjadi beban karena karakteristik masyarakat dan desa di Kalbar sangat beragam.
“Jangan asal bikin koperasi. Harus sesuai dengan kondisi desa dan masyarakatnya. Ini tanggung jawab kita semua,” tegas Krisantus.
Krisantus berharap agar kegiatan Giat Temu Bisnis ini menjadi momen penting untuk membuka wawasan, menjalin kemitraan, dan memperkuat kapasitas UMKM lokal agar semakin tangguh, kreatif, dan mandiri di tengah tantangan zaman.