PONTIANAK – Tokoh Masyarakat Syarif Machmud Alkadrie menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat Pontianak yang dinilai masih mengalami kesulitan ekonomi, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti beras. Hal ini ia sampaikan saat menggelar kegiatan sosial pembagian 20 ton beras pada Jumat, 8 Agustus 2025, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-58.
“Coba lihat nih, rakyat Pontianak benar-benar susah. Mau beli beras saja susah. Untung saya sudah kumpulkan 20 ton seminggu lalu,” ujarnya kepada awak media di kawasan Jalan Veteran.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan kritik keras kepada para pejabat di Pontianak yang menurutnya tidak peduli terhadap nasib rakyat dan hanya mementingkan jabatan.
“Jadi tolonglah, jangan cuma tahu duduk menjabat. Sebelum mereka ada, saya sudah ada di kota ini. Jabatan itu untuk rakyat, bukan untuk memperkaya diri,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa bantuan sosial seperti ini bukan hanya dilakukan saat ulang tahun, tetapi juga ketika ia memiliki rezeki lebih, termasuk pada bulan Ramadan.
“Kalau saya ada rezeki, pasti saya bagi untuk rakyat saya. Hari ini 5 kilo per orang, tapi berkah buat mereka. Saya senang melihat rakyat berkumpul dan tersenyum,” katanya.
Selain itu, ia juga menyoroti maraknya aktivitas tambang ilegal yang merugikan negara dan menyengsarakan rakyat kecil. Ia menyebut aktor-aktor besar di balik tambang ilegal justru tidak tersentuh hukum.
“Penambang liar itu rakyat kecil. Tapi bos-bos besarnya mana? Penyandang dananya mana? Tangkap tuh yang besar-besar. Ada info bos perusahaan mencuri bauksit milik Antam. Negara yang rugi, triliunan rupiah!” ungkapnya.
Ia mengajak media untuk tidak tinggal diam dan ikut menyuarakan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Saya minta kepada awak media semua, tolong suarakan ini. Jangan diam saja. Kota ini sudah terlalu banyak dirampok oleh para pejabat dan pengusaha rakus,” pungkasnya.(Tr)
