Spirit Waisak 2025, Umat Buddha Kalbar Satukan Hati untuk Perdamaian Dunia

PONTIANAK – Umat Buddha Kalimantan Barat berkumpul dalam momen suci Sannipata Waisak 2569 BE tahun 2025. Sebanyak 1.300 umat memadati dan saling membaur dalam suasana damai, penuh ketulusan, dan semangat persaudaraan lintas latar belakang dilokasi peringatan.

Dengan Mengusung tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia,”.

Peringatan Waisak ini menjadi pengingat bahwa ketenangan dan harmoni sejati berawal dari dalam diri setiap manusia.

Acara dimulai dengan pesan Waisak dari Bhiksu Lahma Shi Lian Yi, yang mengajak seluruh umat untuk merenungi kembali nilai Dharma dalam menghadapi dunia yang terus berubah.

“Globalisasi membawa banyak tantangan, tetapi Dharma memberikan kita arah. Ketika kita mampu menjaga cinta kasih, pengendalian diri, dan welas asih, kita tidak hanya menjaga kedamaian batin, kita juga ikut menjaga kedamaian dunia,” tuturnya di lokasi peringatan.

Ketua panitia, Robin, menjelaskan bahwa perayaan Waisak bersama sudah menjadi tradisi tahunan umat Buddha Kalimantan Barat.

“Kami tidak hanya berkumpul untuk berdoa, tetapi juga melaksanakan kegiatan bakti sosial, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat luas. Ini cara kami mewujudkan Dharma dalam tindakan nyata,” kata Robin, Minggu (08/06/2025).

Sementara itu, Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Kalbar, Yanto dalam sambutannya menekankan pentingnya moderasi beragama di tengah masyarakat yang beragam.

“Moderasi beragama bukan mengurangi keyakinan, tapi menyempurnakan cara kita beragama agar tidak terjebak dalam fanatisme sempit. Kita belajar menghargai, berdialog, dan mencintai perbedaan,” jelasnya.

Ia pun mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas sosial dengan sikap peduli terhadap sesama, karena harmoni tidak lahir dari sikap diam, tetapi dari empati dan keterlibatan aktif.

Kemudian Gubernur Kalimantan Barat yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson dalam sambutannya mengatakan bahwa umat Buddha telah menjadi mitra penting dalam membangun Kalimantan Barat yang damai dan maju.

“Mari kita mulai dari diri sendiri, memperkuat pengendalian diri dan kebijaksanaan demi perdamaian untuk Kalbar, untuk Indonesia, dan dunia,” ujar Harrison.

Menjelang akhir acara, suasana menjadi semakin hening dan khusyuk ketika seluruh peserta menundukkan kepala dalam doa bersama  satu suara, satu harapan, satu tekad, agar dunia dipenuhi dengan cinta kasih, tanpa kebencian dan kekerasan.(Tr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *