KAPUAS HULU – Rencana pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di wilayah Kapuas Hulu semakin dimatangkan. PLN Kalimantan Barat bersama Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu menggelar pertemuan koordinasi di Aula Bappeda Kapuas Hulu, Putussibau, Rabu (15/10/2025).
Pertemuan tersebut membahas rencana pembangunan jalur transmisi listrik 150 KV yang mencakup beberapa titik strategis, yakni Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Sintang–Simpang Silat, SUTT Simpang Silat–Badau, SUTT Simpang Silat–Putussibau, serta pembangunan Gardu Induk (GI) di Nanga Pinoh, Sintang, Simpang Silat, Badau, dan Putussibau.
Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan, pihak PLN telah memaparkan secara menyeluruh rencana pembangunan jalur transmisi tersebut. Menurutnya, proyek ini menjadi angin segar bagi masyarakat Kapuas Hulu yang selama ini menghadapi keterbatasan pasokan listrik.
“Ini kabar baik yang memberi harapan besar bagi masyarakat terkait ketersediaan listrik yang lebih stabil,” ujarnya.
Fransiskus menyebut, selama ini masyarakat kerap mengeluhkan pemadaman akibat pemeliharaan jaringan. Ia optimistis kehadiran SUTT 150 KV akan memperbaiki kualitas pasokan dan memperluas jangkauan pelayanan listrik di daerah pedalaman.
“Harapannya, pasokan listrik dapat lebih merata dan andal hingga ke seluruh kecamatan,” tambahnya.
Pemerintah daerah, lanjut Fransiskus, siap memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini. Ia juga meminta para camat dan perangkat desa di wilayah terdampak untuk aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar pelaksanaannya berjalan lancar.
“Koordinasi dan komunikasi dengan masyarakat sangat penting supaya tidak ada hambatan. Sistem kelistrikan Kalbar akan semakin terhubung, sehingga Kapuas Hulu dapat memperoleh suplai daya dari wilayah lain,” jelasnya.
Ia menegaskan, keterbatasan suplai listrik saat ini menjadi salah satu hambatan pembangunan di sejumlah sektor. Contohnya, beberapa desa di kawasan Danau Sentarum masih mengandalkan listrik lokal yang hanya menyala beberapa jam setiap malam.
“Biasanya listrik desa hanya menyala pukul 17.00 hingga 22.00. Kondisi ini tentu tidak cukup untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat,” ujarnya.
Karena itu, Fransiskus mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung program ketenagalistrikan nasional guna mewujudkan pemerataan energi.
“Dengan terbangunnya SUTT ini, kami berharap masyarakat di pedalaman dapat menikmati pasokan listrik yang lebih stabil. Ini juga akan membuka peluang investasi dan menggerakkan ekonomi, terutama sektor UMKM,” pungkasnya.
Pertemuan tersebut dihadiri unsur Forkopimda Kapuas Hulu, manajemen PLN Kalbar, Pj Sekda Kapuas Hulu Agustinus Stormady, para kepala OPD, camat, serta perwakilan perusahaan sawit di wilayah setempat.(Ki)
Tinggalkan Balasan